Setiap saya bertanya kepada para peserta pengajian, apakah yang dimaksud dengan dzikrullah? Mereka serta merta menjawab : mengingat dengan menyebut nama Allah.
Jawaban itu tentunya benar. Tetapi, sejauh manakah mengingat Allah itu mengetuk nurani kita? Ketika seorang perampok membaca hamdalah karena berhasil mencongkel jendela rumah, apakah ucapannya itu disebut dengan dzikir. Ketika seorang koruptor membaca basmalah saat akan membubuhkan tanda tangan di atas kuitansi palsu, apakah basmalahnya itu bisa disebut dzikrullah? Ketika para wakil rakyat -- anggota legislatif -- menirukan kata-kata sumpah dengan ucapan demi Allah, adakah hatinya bergetar dengan menyebut nama Allah itu?
Allah berfirman, "Dan berdzikirlah kepada Tuhanmu di dalam jiwamu dengan penuh rendah hati dan rasa takut, dan janganlah mengeraskan suaramu di pagi dan petang, dan janganlah engkau termasuk orang yang lalai." (QS. 7 : 205).
Dari firman ini, tampak bahwa nuansa batin ketika seorang hamba berdzikir, ada semacam rasa harap dan cemas, dia berdzikir tidak dengan lidahnya, tetapi dengan jiwa (fii nafsika), agar menjadi manusia yang brkesadaran (consciousness) dan bukan tipikal manusia ghofil (lalai).
Para sufi menyebutnya dzikir khouf (dzikir yang disertai rasa cemas), yang kemudian meningkat kepada maqom tingkatan dzikir khofi (dzikir bathiniyah yang tersembunyi, sir) di mana kesatuan jiwa dan cinta kepada Allah menyatu dalam 'isyk, kelezatan yang mengasikan.
Tanda orang yang beriman itu, apabila dia berdzikir, bergetarlah jiwanya (QS. 8 : 2), yaitu ada senacam ketukan dari dalam (knocking from within, from our heart) yang menggetarkan dan menhyadarakn bahwa dirinya disorot oleh kamera Ilahiyah. Berdzikir berarti mengetuk nurani sendiri, agar kita terus terjaga, sehingga dalam perjalanan dan gerak kehidupan kita selalu berpihak kepada Allah.
Maka adalah mustahil seseorang menjadi perampok atau koruptor, apabila di hatinya ada Allah. Dzikir adalah vitamin bathin, maka bersiaplah untuk mentafakkuri dan mengolah aset Ilahiyah yang berupa langit dan bumi (QS. 3 : 191-192).
Di dalam sebuah hadits qudsi, Allah berfirman : Aku senantiasa bersama hamba-Ku selama ia mengingat-KU. (HR. Bukhori dan Muslim).
Kalau saja kita berdzikir memberikan efek bathin, niscaya umat Islam akan tampil sebagai kholifah fil ardhi, yang mampu mengubah dunia dengan prestasi dan menjadikan hidupnya penuh arti. Di dalam kediaman yang damai dia mengisi jiwanya dengan energi Ilahiyah.
Apalah artinya berdzikir, kalau nurani kita tetap saja buta dari persoalan dunia dan urusan umat, betapa pun kita berdzikir dengan suara keras dan hingar bingar memakai loud speaker, yang suaranya menerpa seluruh dinding rumah para tetangga. Sementara itu, siapa tahu mungkin saja di antara tetangga itu ada yang sedang sakit keras atau butuh istirahat karena merasa kelelahan setelah mencari rezeki seharian. (Toto Tasmara)
Menikmati Keindahan Panai Di Lombok
-
Sebagian Pantai yang ada di Pulai Lombok Yang terkenal indah
http://feeds.feedburner.com/khocet/xDdb